Seorang petugas membagikan masker gratis kepada warga |
Seperti kita ketahui dalam laporan sebelumnya, bahwa hujan abu vulkanik hasil dari letusan gunung kelud sudah mencapai wilayah Jawa Barat termasuk Kota Bandung dan sekitarnya.
Walaupun hanya hujan abu tipis tapi kita tetap harus waspada terhadap bahaya yang dihasilkan oleh abu vulkanik apabila terhirup oleh kita.
Menurut juru bicara WHO Daniel Epstein, partikel abu vulkanis bisa menyebabkan alergi pada mata, kulit, dan jika terhirup akan mengakibatkan iritasi pada paru-paru. Sehingga International Volcanic Health Hazard Network mengimbau warga untuk selalu menggunakan masker penutup hidung dan mulut serta pelindung mata.
Menurut pakar geologi UGM, Saptono Budi Samodra, yang berbahaya adalah bentuknya, abu vulkanis memiliki bentuk seperti pecahan kaca yang runcing. Jika abu vulkanis tersebut terhirup pada kondisi panas, dapat menimbulkan infeksi pada saluran pernafasan. Tetapi apabila abu vulkanis tersebut telah dingin, kemungkinan tidak akan terlalu bahaya. Meski demikian, harus dihindari agar tidak terhirup.
Komposisi abu vulkanis mungkin tidak terlalu berbahaya. Karena abu tersebut terdiri dari SiO2 atau silika di atas 60% , belum ada analisis lebih lanjut. Terdapat radioaktif yang kandungannya sangat kecil, sehingga tidak berbahaya. SiO2 tersebut hampir sama dengan batuan beku agak asam, ada Al, Fe, dan Na. Tetapi, tidak sebanyak SiO2. Selain itu terdapat pula mangnesium (Mn) meskipun kecil. Jika diledakkan, komposisi tersebut dapat membentuk kristal atau mineral, yang secara geologi disebut sebagai gelas vulkanik atau abu vulkanik. Komposisi-komposisi tersebut tidak terpisah sendiri-sendiri, melainkan berbaur menjadi satu.
Untuk antisipasi bahaya yang ditimbulkan abu vulkanik tersebut, sebaiknya keluar dari rumah, dihindari dengan menggunakan masker. Hidung harus berfilter, maskernya dibasahi agar debu menempel dan tidak terhirup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar