kemarin tanggal 22 Juli 2014 akhirnya KPU memutuskan siapa pemenang Pilpres 2014 dan menetapkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang akan memimpin indonesia untuk 5 Tahun kedepan, yaitu pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK. 

Saya rasa semua orang patut mengucap syukur dengan sudah ditetapkannya pasangan yang akan memimpin negeri ini, bukan karena siapa yang akan memimpin tapi bersyukur fase-fase yang paling mencekam paling menakutkan sudah berakhir yaitu fase kampanye.

Kenapa saya sangat membenci fase kampanye padahal di fase inilah kita belajar demokrasi dan perbedaan pandangan politik dan pilihan, ya mungkin untuk beberapa tahun kebelakang penyelenggaraan pemilu saya tidak terlalu terganggu dengan kampanye itu. 

Tapi akhir-akhir ini saya menjadi heran dengan tingkah laku para pendukung setiap calon baik itu calon legislatif ataupun calon presiden, dimana mereka mulai menjadi beringas dengan merasa paling benar, mulai menjadi orang yang fanatik tanpa tau arah, menyebarkan fitnah dimana-mana, politik uang dll.

Dan yang paling saya heran adalah saling bencinya para pendukung satu sama lain baik itu dari keluarga sendiri, teman ataupun sahabat, mereka bisa saja menjadi musuh hanya gara-gara berbeda pilihan. Terlepas dari itu semua saya harap dukungan yang diberikan murni karena melihat rekam jejak para calon yang didukungnya bukan karena fanatik buta ataupun karena uang/kekuasaan.

Untuk saat ini yang dibutuhkan negara ini adalah satu kesamaan pandangan kedepan dengan mengedepankan persatuan kesatuan, kita tahu tahun ini hanya ada 2 Pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden dimana hanya ada dua angka yaitu 1 dan 2, dan apabila 1 dan 2 itu ditambahkan akan didapat angka 3 dimana sila ke 3 dalam pancasila adalah "Persatuan Indonesia" saya harap siapapun presiden yang terpilih kita semua tidak terpecah dan tetap satu kesatua yaitu "PERSATUAN INDONESIA"